Jurusan Informatika Sukses Menggelar Mukernas AISINDO 2025 Sebagai Langkah Memperkuat Peran Sistem Informasi di Indonesia


Yogyakarta – Asosiasi Sistem Informasi Indonesia (AISINDO) sukses menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) 2025 di Program Studi Sistem Informasi, Jurusan Informatika, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Sabtu (15/2/2025). Acara ini menjadi momentum penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta peran sistem informasi dalam menghadapi tantangan nasional, termasuk kebijakan penanganan judi online.

Mukernas ini dihadiri oleh akademisi, praktisi, dan peneliti sistem informasi dari berbagai perguruan tinggi dan institusi di Indonesia. Beberapa di antaranya berasal dari UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Universitas Amikom Yogyakarta, Universitas Alma Ata, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Trunojoyo, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ketua terpilih AISINDO periode 2025-2029, Tony Dwi Susanto, menegaskan bahwa pihaknya telah menyusun sejumlah program strategis. Salah satu fokus utamanya adalah pengembangan kurikulum sistem informasi yang berstandar internasional namun tetap mencerminkan kearifan lokal Indonesia. Selain itu, AISINDO berkomitmen untuk mendorong penelitian di bidang kepakaran sistem informasi, yang tidak hanya mencakup aspek teknologi, tetapi juga manusia dan organisasi.

“Persoalan dunia siber seperti judi online, perundungan di media sosial, hingga keamanan data merupakan isu utama dalam sistem informasi. Namun, lebih dari sekadar teknologi, tantangan ini berkaitan erat dengan faktor manusia dan organisasi,” ungkap Tony.

AISINDO berencana memberikan kontribusi nyata dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nasional, termasuk penanganan judi online dan pencurian data. Sebelumnya, asosiasi ini telah memberikan masukan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait regulasi platform digital. Namun, kajian yang telah disusun masih belum mendapatkan tindak lanjut. Ke depan, AISINDO bertekad untuk terus mengawal rekomendasi tersebut.

“Salah satu poin penting dalam kajian kami adalah memastikan penyedia layanan digital atau provider turut bertanggung jawab atas penyebaran situs judi online. Jika ada platform yang digunakan untuk tujuan ilegal, maka pemilik infrastruktur harus turut serta dalam pengawasan dan penindakan,” jelasnya.

Selain itu, AISINDO juga merekomendasikan pendekatan ‘follow the money’ dalam menangani judi online. Dengan cara ini, upaya pemberantasan tidak hanya sebatas menutup situs, tetapi juga melacak aliran dana untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam operasional judi online.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal AISINDO, Hartarto, menambahkan bahwa asosiasi ini akan berupaya mendorong profesionalisme dalam bidang sistem informasi. Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah memperjuangkan sertifikasi profesi bagi praktisi sistem informasi, sebagaimana telah diterapkan di berbagai negara.

“Dengan adanya sertifikasi profesi, para profesional di bidang sistem informasi akan memiliki standar etika dan regulasi yang jelas, seperti halnya profesi lain. Hal ini akan memastikan bahwa setiap individu yang bergerak di bidang ini memiliki kompetensi yang diakui,” ujarnya.

Selain itu, AISINDO juga berencana memperluas jejaring dengan komunitas internasional. Saat ini, AISINDO telah menjadi bagian dari jaringan global yang mencakup 52 negara. Dengan memperkuat kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan peneliti, diharapkan sistem informasi di Indonesia dapat berkembang lebih pesat.

“Sejatinya, tantangan terbesar dalam sistem informasi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga bagaimana mengelola manusia dan organisasi agar mampu beradaptasi dan berkembang seiring perubahan zaman,” pungkas Hartarto.


Berita Lainnya

Informatika
Informatika UNPVY 2024 All rights reserved.